HOME | HEADLINES

Belajar dari Keindahan Cinta Habibie

Balgis Muhyidin

Kita mengenal banyak cinta. Cinta kepada Sang Pencipta, orang tua, anak, saudara, dan sebagainya. Kali ini, Saya ingin belajar dari cinta mantan Presiden BJ. Habibie pada istrinya, Alm. Ainun Habibie.

Kisah cinta keduanya mulai banyak dibicarakan dalam detik-detik perjuangan Ainun Habibie di Jerman, hingga meninggal beberapa bulan lampau.

Mantan Presiden Indonesia ke tiga, yang katanya the right man in the wrong time dalam dunia politik Indonesia itu, menunjukkan kepada dunia tentang definisi cinta.

Pada detik-detik menegangkan itu, Habibie tidak pernah meninggalkan RS tempat ibu Ainun dirawat. Pasti tidak mudah. Senyaman-nyamannya sebuah rumah sakit, tapi melihat orang yang kita cintai terkapar, adalah teror tersendiri.

Apalagi, di akhir cerita, Ainun meninggal dunia. "Separuh jiwa saya serasa pergi," katanya dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab di Mata Najwa Metro TV. Mata Najwa, berkaca-kaca.

Bagi Saya, itu keindahan cinta. Keagungan cinta anak manusia. Cinta yang tidak egois, Cinta yang mulia. Cinta yang tak lekang di makan waktu. Setiap manusia, menurut Saya, butuh cinta yang memberi tauladan semacam ini.

Dan Habibie, adalah lelaki yang layak untuk dicintai. Di alam sana, Ainun pasti setuju hal ini. Kelebihan-kelebihan mereka berdua hanyalah mereka yang tahu. Kelebihan yang saling dimiliki oleh pasangannya, yang tetap mempertahankan cinta keduanya tetap murni.

Mereka berdua saling berlomba untuk memberi tanpa pernah bertanya kapan menerima. Mereka adalah pribadi yang luar biasa.

Selengkapnya, klik di sini!

Label:



MOBILE VERSION Home|Budaya|Fotografi|Hukum|Pers|Lingkungan|Olah Raga|Opini|Politik


DESKTOP VERSION Desktop|Olah Raga|Pojok Foto|Nol Kilometer|Saya dan Keluarga|Buku Bagus|Atmosfir |Kode Etik Jurnalistik|Profil Website|Info Iklan|Kabar Dari Seberang|Cerita Pendek

Siapa Iddaily?